Jumat, 08 November 2013
Browse Manual »
Wiring »
engine
»
faktor
»
koreksi
»
tenaga
»
Faktor Koreksi Tenaga Engine
Kenapa harus dikoreksi ? Karena kondisi lingkungan ditempat engine tersebut dibuat (pabrik) berbeda dengan kondisi lingkungan dimana engine dioperasikan.
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi tenaga engine tersebut adalah:
Faktor Koreksi Tenaga Engine
Tenaga engine yang terbaca pada hasil pengujian di Dynamometer harus dikoreksi untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan standar nilai yang sesuai dengan kondisi dimana engine tersebut dibuat (pabrik).
Kenapa harus dikoreksi ? Karena kondisi lingkungan ditempat engine tersebut dibuat (pabrik) berbeda dengan kondisi lingkungan dimana engine dioperasikan.
Kondisi lingkungan yang mempengaruhi tenaga engine tersebut adalah:
- Tekanan atmosfir
- Temperature udara
- Kelembaban relatif
Begitu juga dengan kelembaban udara, apabila terlalu lembab maka kandungan oksigen nya juga akan semakin kecil.
Yang dibutuhkan dari udara untuk proses pembakaran hanyalah oksigen, dan oksigen hanya terkandung didalam udara kering, maka dengan sendirinya kadar oksigen didalam udara sangat tergantung pada kadar uap air dalam udara. Apabila kadar uap air didalam udara tinggi, maka kadar oksigen nya akan rendah. Begitu juga sebaliknya. Dari pengertian itu dapat kita simpulkan bahwa:
Pd = Pa - Pw
Dimana,
Pd = Pressure dry (tekanan udara kering)
Pa = Pressure atmosfir (tekanan atmosfir)
Pw = Pressure wet (tekanan udara basah atau tekanan uap sebagian)
Tekanan atmosfir (Pa) dapat kita baca pada tool barometer, kelembaban relatif dapat kita baca dengan menggunakan tool hygrometer.
Kelembaban relatif (RH) dapat kita definisikan sebagai perbandingan antara tekanan uap sebagian (Pw) terhadap tekanan uap jenuh (Pg) pada temperatur yang sama dan dinyatakan dalam prosen. Dari pengertian diatas dapat kita buat formula:
RH = (Pw : Pg) x 100%
Dimana,
RH = Relatif humadity (kelembaban relatif)
Pw = Pressure wet (tekanan uap sebagian)
Pg = Tekanan uap jenuh
Sekarang untuk mencari nilai pw kita bisa menggunakan formula:
RH = (Pw : Pg) x 100%
Pw = Pg x RH
Artinya untuk mencari nilai Pw kita perlu mengetahui dulu nilai Pg / tekanan uap jenuh nya. Nilai tekanan uap jenuh dipengaruhi oleh temperatur udara disekitarnya. Besar nya nilai tekanan uap jenuh untuk setiap tingkatan temperatur dapat dilihat pada "tabel tekanan uap jenuh" dari buku thermodinamika teknik.
Apabila tidak memiliki tabel tekanan uap jenuh, kita bisa mencari nilai Pw dengan menggunakan "psychometric diagram". Diagram ini menghubungkan antara temperatur bola basah dengan temperatur bola kering. Kita masukan nila temperatur-temperatur tersebut kemudian garis yang saling berpotongan kita tarik ke nilai dari tekanan uap sebagian nya berapa.
Sebagai contoh,apabila diketahui kelembaban relatif (RH) 60% pada suhu 30 ºC, maka besarnya tekanan uap sebagian nya adalah:
RH = 60% = 0,60
t = 30 ºC
Dari tabel kita dapatkan bahwa pada RH 60% dan temperatur 30 ºC, tekanan uap jenuh (Pg) nya adalah 31,8428 mmHg.
Maka tekanan uap sebagian (Pw) nya dapat dicari sebagai berikut:
Pw = Pg x RH
Pw = 31,8428 x 0,60
Pw = 19,1058 mmHg.
Faktor koreksi
Formula dasar yang dipakai untuk koreksi tenaga engine adalah:
Dimana:
K = Faktor koreksi
Pas = Tekanan atmosfir (standar)
Pa = Tekanan atmosfir (aktual)
Pws = Tekanan uap sebagian (standar)
Pw = Tekanan uap sebagian (aktual)
273 = Konstanta untuk derajat kelvin
ts = Temperatur (standar)
t = Temperatur (aktual)
Yang dibutuhkan dari udara untuk proses pembakaran hanyalah oksigen, dan oksigen hanya terkandung didalam udara kering, maka dengan sendirinya kadar oksigen didalam udara sangat tergantung pada kadar uap air dalam udara. Apabila kadar uap air didalam udara tinggi, maka kadar oksigen nya akan rendah. Begitu juga sebaliknya. Dari pengertian itu dapat kita simpulkan bahwa:
Pd = Pa - Pw
Dimana,
Pd = Pressure dry (tekanan udara kering)
Pa = Pressure atmosfir (tekanan atmosfir)
Pw = Pressure wet (tekanan udara basah atau tekanan uap sebagian)
Tekanan atmosfir (Pa) dapat kita baca pada tool barometer, kelembaban relatif dapat kita baca dengan menggunakan tool hygrometer.
Kelembaban relatif (RH) dapat kita definisikan sebagai perbandingan antara tekanan uap sebagian (Pw) terhadap tekanan uap jenuh (Pg) pada temperatur yang sama dan dinyatakan dalam prosen. Dari pengertian diatas dapat kita buat formula:
RH = (Pw : Pg) x 100%
Dimana,
RH = Relatif humadity (kelembaban relatif)
Pw = Pressure wet (tekanan uap sebagian)
Pg = Tekanan uap jenuh
Sekarang untuk mencari nilai pw kita bisa menggunakan formula:
RH = (Pw : Pg) x 100%
Pw = Pg x RH
Artinya untuk mencari nilai Pw kita perlu mengetahui dulu nilai Pg / tekanan uap jenuh nya. Nilai tekanan uap jenuh dipengaruhi oleh temperatur udara disekitarnya. Besar nya nilai tekanan uap jenuh untuk setiap tingkatan temperatur dapat dilihat pada "tabel tekanan uap jenuh" dari buku thermodinamika teknik.
Apabila tidak memiliki tabel tekanan uap jenuh, kita bisa mencari nilai Pw dengan menggunakan "psychometric diagram". Diagram ini menghubungkan antara temperatur bola basah dengan temperatur bola kering. Kita masukan nila temperatur-temperatur tersebut kemudian garis yang saling berpotongan kita tarik ke nilai dari tekanan uap sebagian nya berapa.
Sebagai contoh,apabila diketahui kelembaban relatif (RH) 60% pada suhu 30 ºC, maka besarnya tekanan uap sebagian nya adalah:
RH = 60% = 0,60
t = 30 ºC
Dari tabel kita dapatkan bahwa pada RH 60% dan temperatur 30 ºC, tekanan uap jenuh (Pg) nya adalah 31,8428 mmHg.
Maka tekanan uap sebagian (Pw) nya dapat dicari sebagai berikut:
Pw = Pg x RH
Pw = 31,8428 x 0,60
Pw = 19,1058 mmHg.
Faktor koreksi
Formula dasar yang dipakai untuk koreksi tenaga engine adalah:
Dimana:
K = Faktor koreksi
Pas = Tekanan atmosfir (standar)
Pa = Tekanan atmosfir (aktual)
Pws = Tekanan uap sebagian (standar)
Pw = Tekanan uap sebagian (aktual)
273 = Konstanta untuk derajat kelvin
ts = Temperatur (standar)
t = Temperatur (aktual)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar